Pembantu Cantik yang Menggantikan Tugas Istriku Saat Sedang Dinas Keluar Kota

RGB1688 – Hari itu, istriku, Laras, harus berangkat dinas ke luar kota selama seminggu. Sebelum pergi, dia sudah memastikan semua urusan rumah tangga berjalan lancar, termasuk meminta pembantu kami, Maya, untuk menggantikan tugas-tugasnya selama dia pergi. Maya adalah seorang Pembantu Cantik yang sudah bekerja dengan kami selama beberapa bulan terakhir. Selain cekatan, dia juga memiliki sikap yang ramah dan sopan, membuatnya mudah disukai oleh semua orang di rumah.

“Kamu nggak perlu khawatir, Mas,” kata Laras sebelum pergi. “Maya sudah aku kasih instruksi. Dia bakal bantu masakin, beres-beres, semuanya.”

Aku hanya mengangguk, percaya pada pengaturan istriku. Setelah Laras pergi, rumah terasa lebih sepi. Namun, kehadiran Maya membuat suasana tetap hidup. Dia sigap menyapa dengan senyum setiap pagi, memastikan kebutuhan rumah tangga tetap terurus dengan baik.

“Baca Juga: Abang Iparku Telah Menunggu Saya di Rumah Setelah Pulang dari Kantor”

Hari pertama tanpa istriku, Maya sudah menyiapkan sarapan yang hangat di meja makan. “Mas, ini aku buatkan nasi goreng. Semoga cocok ya,” katanya sambil menyajikan makanan.

Aku mencoba dan langsung memujinya. “Wah, enak banget, Maya. Kamu jago masak, ya.”

Dia tersenyum malu. “Ah, biasa aja, Mas. Yang penting Mas nggak kelaparan.”

Pembantu Cantik Bernama Maya

Hari-hari berikutnya, Maya tak hanya menggantikan tugas istriku, tetapi juga menghadirkan suasana baru di rumah. Dia sering bernyanyi pelan sambil bekerja, membuat rumah terasa lebih hidup. Ada kalanya aku melihatnya sibuk menyapu halaman dengan gerakan yang luwes, rambutnya yang terikat rapi tampak berkilau di bawah sinar matahari. Aku tak bisa memungkiri, Maya memang memiliki pesona yang sulit diabaikan.

Suatu malam, saat aku sedang bekerja lembur di ruang tamu, Maya mendekat dengan secangkir teh hangat. “Mas, ini buat nyemil biar nggak capek kerja,” katanya.

Aku tersenyum dan menerima teh itu. “Terima kasih, Maya. Kamu perhatian sekali.”

Dia hanya tertawa kecil. “Kan udah tugas saya, Mas. Lagian, saya juga nggak mau lihat Mas kelelahan.”

Malam itu, kami mengobrol lebih banyak daripada biasanya. Maya bercerita tentang keluarganya, mimpi-mimpinya, dan bagaimana dia ingin melanjutkan sekolah suatu hari nanti. Aku mendengarkan dengan penuh perhatian, merasa ada sisi lain dari Maya yang selama ini tak kuketahui.

Namun, aku juga menyadari sesuatu. Di balik obrolan santai dan kehangatan yang dia bawa ke rumah, aku harus menjaga batas. Maya memang pembantu yang luar biasa, tapi dia tetap bagian dari pekerjaan rumah tangga kami, dan aku adalah suami yang harus menjaga kepercayaan istriku.

Ketika Laras pulang beberapa hari kemudian, rumah tetap dalam kondisi rapi. “Terima kasih sudah membantu selama aku pergi, Maya,” kata Laras, memuji kinerjanya.

Aku hanya tersenyum, merasa lega semuanya berjalan baik. Kehadiran Pembantu Cantik seperti Maya memang memberi warna baru, tetapi aku tahu batasan itu penting. Sebuah pelajaran sederhana tentang menghargai orang lain tanpa melupakan tanggung jawab.

You cannot copy content of this page

Scroll to Top