RGB1688 – Yui Mikami, seorang wanita muda dengan senyum menawan, tengah bersiap di balik panggung sebuah pagelaran mode di Tokyo. Di usia 27 tahun, ia telah menjadi salah satu model pakaian wanita paling sukses di Jepang. Namun, perjalanan menuju puncak kariernya tidaklah mudah.
Sejak kecil, Yui selalu bermimpi untuk tampil di atas catwalk. Namun, keluarganya berasal dari kota kecil di pedesaan, di mana impian seperti itu terdengar tidak realistis. Ayahnya, seorang petani sederhana, sering mengingatkannya agar tetap membumi. “Dunia itu penuh persaingan, Yui. Jangan terlalu berharap,” katanya. Tapi, Yui berbeda. Dia memiliki semangat dan tekad yang tak mudah goyah.
Pada usia 18 tahun, setelah lulus SMA, Yui pindah ke Tokyo dengan tabungan seadanya. Dia mendaftar di sebuah agensi model kecil, tetapi awalnya hanya mendapat pekerjaan sebagai figuran dalam pemotretan. Penolakan demi penolakan hampir membuatnya menyerah. Namun, suatu hari, seorang desainer muda bernama Riku Moriyama melihat sesuatu yang istimewa dalam dirinya.
“Tatapanmu memiliki cerita,” ujar Riku saat pertama kali bertemu Yui di salah satu pemotretan. “Aku ingin kamu menjadi wajah dari koleksi terbaruku.”
“Baca Juga: Tsubasa Amami Mampir ke Apartemen Tetangga yang Baik Hati”
Kerja sama dengan Riku menjadi titik balik bagi karier Yui. Dalam waktu singkat, namanya mulai dikenal. Wajahnya menghiasi majalah mode terkenal, dan dia diundang ke acara-acara besar. Namun, di balik kesuksesannya, Yui tetap rendah hati. Dia selalu mengingat perjuangan awalnya dan menghargai setiap orang yang membantunya sepanjang jalan.
Yui Mikami Berada di Acara Tokyo Fashion Week
Malam itu, di panggung Tokyo Fashion Week, Yui mengenakan gaun karya Riku yang terinspirasi dari musim semi. Langkah-langkahnya di catwalk begitu anggun, memikat setiap pasang mata yang melihatnya. Cahaya lampu sorot menyinari wajahnya yang bercahaya, menonjolkan aura kepercayaan diri dan keanggunan yang membuatnya menjadi favorit di dunia mode.
Setelah acara selesai, Yui Mikami duduk sendirian di ruang ganti, mengingat perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Dalam keheningan itu, teleponnya berdering. Itu adalah panggilan dari ibunya.
“Kami melihatmu di televisi tadi,” kata sang ibu dengan suara penuh haru. “Ayahmu tidak berhenti tersenyum. Kami bangga padamu, Yui.”
Air mata mengalir di pipi Yui. Momen itu mengingatkannya bahwa meskipun ia telah mencapai puncak kesuksesan, dukungan keluarga adalah fondasi dari semua pencapaiannya. “Terima kasih, Ibu. Aku tidak akan sampai sejauh ini tanpa kalian.”
Hari itu, Yui belajar bahwa kesuksesan bukan hanya tentang ketenaran atau materi. Itu adalah tentang menghargai setiap langkah kecil, setiap orang yang percaya padanya, dan terus berjuang tanpa melupakan siapa dirinya.
Malam itu, ketika dia melihat ke cermin, Yui melihat lebih dari sekadar seorang model. Dia melihat seorang wanita yang telah mengubah mimpi menjadi kenyataan dengan kerja keras dan cinta yang tulus.