RGB1688 – Riri Nanatsumori adalah seorang wanita muda yang baru saja menikah beberapa bulan lalu. Kecantikannya memancarkan pesona khas wanita Jepang, dengan senyum lembut yang selalu membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman. Namun, bukan hanya paras cantiknya yang membuat Riri istimewa, melainkan juga hatinya yang tulus, terutama dalam bakti kepada orang tua dan mertua.
Pagi itu, Riri bangun lebih awal dari biasanya. Matahari baru saja terbit, dan burung-burung berkicau di luar jendela rumahnya yang sederhana namun hangat. Di dapur, dia sibuk mempersiapkan sarapan untuk suaminya, Daiki, serta kedua mertuanya yang tinggal bersama mereka. Sebagai istri muda, Riri memahami tanggung jawabnya untuk menjaga keharmonisan keluarga, terutama dengan merawat orang tua Daiki yang sudah mulai menua.
“Riri, kenapa bangun sepagi ini? Bukankah semalam kamu sudah tidur larut karena mencuci pakaian?” tanya Ibu Daiki, yang berjalan tertatih-tatih ke dapur.
“Baca Juga: Ai Uehara Belajar Memasak dengan Seorang Koki Profesional di Dapur”
Riri tersenyum dan dengan sigap membantu ibu mertuanya duduk di kursi. “Tidak apa-apa, Bu. Saya ingin memastikan semuanya siap sebelum Daiki berangkat kerja.”
Riri Nanatsumori Berbakti Kepada Orang Tua
Riri memang terbiasa mengutamakan kebutuhan keluarga di atas dirinya sendiri. Setelah selesai membuat sarapan, dia membantu ayah mertuanya memeriksa tanaman di kebun kecil di halaman belakang. Ayah Daiki, yang dulu seorang petani, senang menghabiskan waktunya di kebun, meski kini tubuhnya tidak sekuat dulu. Riri selalu menemani, memastikan beliau tidak terlalu lelah.
“Riri-chan, kamu benar-benar seperti malaikat bagi keluarga ini,” ujar sang ayah mertua sambil tersenyum. “Kami sangat beruntung memiliki menantu sepertimu.”
Ucapan itu membuat hati Riri hangat, tapi dia hanya tertawa kecil. “Saya hanya melakukan apa yang seharusnya, Ayah. Kalian adalah keluarga saya sekarang, dan saya ingin menjaga kalian seperti orang tua saya sendiri.”
Meski Riri tampak selalu ceria, ada saat-saat di mana dia merasa lelah. Terkadang, dia merindukan keluarganya sendiri di kampung halaman. Namun, setiap kali rasa itu muncul, dia mengingat pesan ibunya sebelum menikah: “Riri, ketika kamu menikah, cintai keluargamu seperti kamu mencintai kami. Itu adalah cara terbaik untuk menunjukkan bakti.”
Malam harinya, setelah semua pekerjaan rumah selesai dan mertuanya beristirahat, Daiki memeluk Riri di ruang tamu. “Kamu bekerja terlalu keras hari ini,” katanya lembut. “Aku beruntung punya istri sebaik kamu.”
Riri memandang suaminya dengan mata yang penuh cinta. “Aku hanya ingin membuatmu bahagia, Daiki. Keluarga kita adalah segalanya.”
Hidup bersama keluarga besar mungkin bukan hal yang mudah, tetapi bagi Riri, itu adalah bentuk cinta yang paling tulus. Dia percaya bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari apa yang diterima, tetapi juga dari apa yang diberikan. Dan melalui setiap tindakan kecilnya, Riri membuktikan bahwa bakti dan cinta adalah dasar dari kehidupan keluarga yang harmonis.