Non Ohana, Gadis Penghibur yang Memiliki Banyak Tamu Langganan

RGB1688 – Di sebuah distrik yang tak pernah tidur, di tengah lampu-lampu neon yang berkelap-kelip, nama Non Ohana selalu menjadi pembicaraan. Dia adalah gadis penghibur paling terkenal di klub malam “Elysian”. Wajahnya yang cantik dengan senyum hangat serta pembawaannya yang anggun membuatnya menjadi favorit para tamu. Namun, di balik popularitasnya, ada cerita yang hanya dia sendiri yang tahu.

Malam itu, seperti biasa, klub dipenuhi dengan suara tawa, denting gelas, dan musik yang mengalun pelan. Ohana duduk di sudut ruangan bersama salah satu tamu tetapnya, Taro, seorang pengusaha sukses yang selalu memesannya setiap minggu.

“Ohana, aku tidak pernah bosan berbicara denganmu,” ujar Taro sambil menyeruput wiski dari gelas kristalnya.

“Baca Juga: Mengajak Gadis Malam Bernama Mutsumi Untuk Mengunjungi Sebuah Hotel Bintang 5 di Dekat Pusat Kota”

Ohana tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya yang khas. “Taro-san, kamu terlalu sering memujiku. Tapi terima kasih, aku senang bisa membuat harimu lebih baik.”

Meskipun obrolan mereka ringan, Ohana tahu betul apa yang diinginkan tamu-tamunya. Dengan keterampilan berbicara yang alami, ia mampu membuat siapa pun merasa didengar dan dihargai. Namun, malam ini, pikirannya sedikit melayang. Di tengah semua tawa dan perhatian yang ia berikan, ada rasa lelah yang tak bisa ia sembunyikan dari dirinya sendiri.

Ketika Taro pergi, seorang tamu lain mengambil tempatnya. Kali ini, seorang pria muda bernama Kei, yang baru pertama kali datang ke klub itu. Kei terlihat gugup, namun Ohana dengan cepat mencairkan suasana.

“Kamu baru di sini?” tanyanya lembut sambil menuangkan minuman untuk Kei.

Kei mengangguk. “Iya. Temanku merekomendasikan tempat ini… dan, yah, namamu.”

Ohana tertawa kecil. “Aku merasa tersanjung. Jangan khawatir, aku akan membuatmu betah.”

Memulai Obrolan dengan Non Ohana

Obrolan mereka mengalir dengan mudah. Kei, yang awalnya pemalu, mulai terbuka. Ia berbicara tentang pekerjaannya sebagai desainer grafis, tentang impiannya membuka studio seni sendiri. Ohana mendengarkan dengan penuh perhatian, seperti yang selalu ia lakukan. Namun, ada sesuatu dalam cara Kei berbicara yang berbeda. Dia tidak hanya berbicara untuk mengesankan, tetapi benar-benar ingin berbagi.

Ketika malam semakin larut, Kei tiba-tiba berkata, “Kamu pasti lelah, kan, bertemu banyak orang setiap malam?”

Non Ohana pun terkejut. Jarang ada tamu yang bertanya seperti itu. Biasanya, mereka hanya ingin bersenang-senang tanpa peduli bagaimana perasaannya.

Dia tersenyum samar. “Mungkin. Tapi aku menyukai pekerjaanku. Membuat orang lain bahagia itu… ada kepuasannya sendiri.”

Kei menatapnya dengan mata penuh pengertian. “Kamu layak bahagia juga, Ohana.”

Kata-kata itu membuat hatinya bergetar. Selama ini, dia terlalu sibuk memenuhi harapan orang lain, hingga lupa bertanya pada dirinya sendiri apa yang sebenarnya ia inginkan.

Ketika malam berakhir dan tamu-tamu mulai pergi, Ohana berdiri di depan cermin ruang gantinya. Wajahnya tetap cantik, tetapi matanya mencerminkan sesuatu yang lebih dalam. Ia tersenyum kecil pada bayangannya sendiri, seolah berjanji bahwa suatu hari ia akan menemukan kebahagiaan yang benar-benar miliknya.

You cannot copy content of this page

Scroll to Top