RGB1688 – Miho Sakazaki baru saja selesai menata pajangan pakaian di etalase toko tempatnya bekerja. Sebagai petugas toko berusia 23 tahun, ia sudah terbiasa menghadapi berbagai jenis pelanggan. Tubuhnya yang langsing, kulitnya yang putih bersih, dan senyumnya yang manis sering membuat pelanggan merasa betah berlama-lama di tokonya. Namun, Miho tetap profesional, menjaga sikap ramah tanpa memberi ruang untuk hal-hal yang melewati batas.
Hari itu, Miho Sakazaki sedang mengatur rak gaun terbaru yang baru saja datang. Saat ia sibuk, seorang pria masuk ke toko, matanya menyisir ruangan hingga berhenti pada Miho . Pria itu tampak elegan dengan jas hitamnya, seolah bukan tipe orang yang sering masuk ke toko kecil seperti ini. Ia berjalan mendekat dengan langkah percaya diri.
“Baca Juga: Mengajak Pacar Cantik Saya untuk Staycation Check-In ke Kamar Hotel”
“Permisi,” sapanya dengan suara dalam. “Bisakah Anda membantu saya memilih hadiah? Saya mencari sesuatu yang cocok untuk seseorang spesial.”
Miho menoleh, tersenyum sopan. “Tentu, Pak. Apakah Anda mencari gaun, blus, atau mungkin aksesori?”
Pria itu tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, “Gaun. Sesuatu yang sederhana tapi elegan, seperti… Anda.”
Kata-kata itu membuat Miho tersipu, namun ia berusaha menjaga sikap profesional. “Baik, mari saya tunjukkan beberapa koleksi terbaru kami.”
Miho mulai menunjukkan beberapa gaun kepada pria itu, menjelaskan detail bahan dan desainnya. Selama itu, pria tersebut terus memperhatikan Miho Sakazaki dengan intens, seolah lebih tertarik padanya daripada pakaian yang ditunjukkan.
“Gaun ini cantik,” katanya sambil mengambil salah satu gaun yang Miho tunjukkan. “Tapi saya merasa itu akan terlihat lebih indah jika Anda yang memakainya.”
Pipi Miho Sakazaki Mulai Memerah
Pipi Miho Sakazaki kembali memerah. “Saya hanya petugas toko, Pak. Gaun ini lebih cocok untuk orang yang spesial bagi Anda.”
Pria itu tersenyum kecil, lalu menambahkan, “Kalau begitu, mungkin saya harus memastikan Anda jadi orang yang spesial.”
Miho Sakazaki terdiam, tak tahu harus merespons bagaimana. Sikap pria itu penuh percaya diri, tapi tidak terasa mengintimidasi. “Saya hanya melakukan pekerjaan saya, Pak,” jawabnya akhirnya, mencoba mengalihkan perhatian ke gaun yang lain.
Setelah beberapa saat, pria itu akhirnya memilih satu gaun. Ia membayar di kasir sambil melirik Miho Sakazaki sekali lagi. Sebelum pergi, ia meninggalkan sebuah kartu nama di meja kasir.
“Jika Anda punya waktu luang, saya harap kita bisa berbicara lebih banyak,” katanya sambil tersenyum, lalu melangkah keluar.
Miho menatap kartu nama itu, ragu untuk mengambilnya. Di satu sisi, ia merasa tersanjung oleh perhatian yang diberikan pria itu. Namun, di sisi lain, ia tahu bahwa menjaga profesionalitas adalah hal yang penting baginya.
Hari itu berlalu dengan biasa, tapi pertemuan singkat dengan pria tersebut terus terngiang di benaknya. Apakah ia akan menghubungi pria itu? Hanya waktu yang akan menjawab, tapi satu hal pasti Miho Sakazaki tahu bahwa hidupnya mungkin tidak akan sama setelah hari itu.