RGB1688 – Malam itu, langit kota dihiasi gemerlap lampu yang seolah berlomba dengan bintang. Aku memutar setir mobilku perlahan, menatap Winda, pacar cantik saya yang duduk di sebelahku. Dia tampak cantik dalam balutan gaun biru muda yang membingkai tubuhnya dengan sempurna. Winda melirikku sambil tersenyum, pipinya merona seperti biasa ketika aku memandangnya terlalu lama.
“Kita mau ke mana?” tanyanya, memecah keheningan di antara kami.
Aku tersenyum kecil, berusaha menjaga nada santai. “Aku mau ajak kamu ke tempat spesial malam ini.”
Dia menaikkan alisnya, penasaran, tapi tak bertanya lebih jauh. Mobil melaju menuju sebuah hotel butik di pusat kota, tempat yang sudah lama ingin kukunjungi bersama Winda. Aku telah memesan kamar dengan balkon yang menghadap ke pemandangan kota. Malam ini bukan sekadar jalan-jalan biasa; aku ingin menghabiskan waktu berdua dengannya tanpa gangguan dunia luar.
Setibanya di lobi hotel, aku menggenggam tangan Winda, menuntunnya masuk. Tangannya terasa hangat, namun sedikit gugup. Setelah proses check-in selesai, kami diantar ke kamar oleh seorang staf hotel. Saat pintu kamar terbuka, Winda terdiam sejenak, takjub dengan suasana kamar yang elegan dan romantis. Lampu-lampu redup, lilin aromaterapi, dan balkon dengan pemandangan kota menciptakan atmosfer yang sempurna.
“Ini luar biasa,” bisiknya, menatapku dengan senyum lebar.
Aku mendekatinya perlahan, meletakkan tangan di pinggangnya. “Aku cuma mau kita punya malam yang tenang, jauh dari keramaian.”
Pelukan Erat Dengan Pacar Cantik Saya
Dia memelukku erat, seolah mengerti maksudku tanpa perlu banyak bicara. Kami duduk di sofa dekat balkon, memesan makanan ringan dari layanan kamar sambil berbincang. Canda dan tawa mengisi ruangan, menggantikan keheningan yang sebelumnya menyelimuti. Winda terlihat begitu nyaman, membuatku semakin yakin bahwa malam ini adalah keputusan yang tepat.
Ketika makanan datang, kami menikmatinya sambil menatap gemerlap lampu kota dari balkon. Angin malam yang sejuk menambah keintiman suasana. Setelah beberapa saat, aku mengajak Winda untuk duduk di tepi tempat tidur yang empuk, lilin aromaterapi masih menyala, mengisi udara dengan aroma lembut vanila.
“Kamu tahu, Win,” kataku pelan, memegang tangannya. “Aku bersyukur banget punya kamu di hidupku.”
Dia menatapku, matanya berkilau. “Aku juga, Rian. Kamu selalu bikin aku merasa spesial.”
Tanpa banyak kata, aku mendekat dan mengecup lembut keningnya. Detik-detik berikutnya terasa seperti mimpi. Kami berbagi momen penuh kehangatan, membiarkan perasaan mengalir tanpa perlu dibatasi kata-kata.
Malam itu, kami menikmati kebersamaan dalam keheningan yang indah. Hotel bukan hanya tempat untuk melepas lelah, tetapi juga ruang di mana kami saling membuka hati lebih dalam. Aku tahu, malam itu akan menjadi kenangan yang selalu kami ingat—bukan hanya karena kemewahan tempatnya, tetapi karena cinta yang kami bagi dalam setiap detiknya.
Pagi harinya, saat matahari mulai menyapa, aku menatap Winda pacar cantik saya yang tertidur di sampingku. Hatinya yang tulus dan senyumnya yang hangat adalah alasan aku ingin membuat setiap harinya penuh kebahagiaan. Dan malam itu hanyalah awal dari lebih banyak cerita indah kami bersama.