RGB1688 – Ai Uehara berdiri dengan canggung di dapur yang luas dan modern. Malam itu, ia memutuskan untuk belajar memasak dari seorang koki profesional, Haruki Tanaka, yang terkenal di dunia kuliner Jepang. Sebagai seorang aktris yang sering tampil glamor di layar, Ai merasa perlu menguasai keterampilan memasak untuk kehidupan pribadinya. Dia selalu kagum dengan orang-orang yang mampu menciptakan keajaiban di dapur.
“Baiklah, Ai-san,” ujar Haruki dengan senyuman ramah, memecah keheningan. “Hari ini kita akan membuat hidangan klasik Jepang: sukiyaki. Ini sederhana, tapi membutuhkan perhatian terhadap detail.”
Ai mengangguk, berusaha menyembunyikan rasa gugupnya. “Saya tidak terlalu berpengalaman, tapi saya siap belajar.”
“Baca Juga: Yui Mikami Seorang Model Pakaian Wanita yang Sukses”
Haruki mengeluarkan bahan-bahan segar, mulai dari irisan daging sapi marbled, sayuran segar, hingga kaldu kental khas sukiyaki. Dengan gerakan luwes, ia menunjukkan kepada Ai cara memotong sayuran dengan teknik yang benar. Ai mencoba mengikuti, tetapi tangannya yang terbiasa memegang naskah terasa kaku saat memegang pisau.
“Kamu tidak perlu terburu-buru,” ujar Haruki, membantu Ai memperbaiki cara memotong wortel. “Memasak adalah seni yang membutuhkan kesabaran.”
Ai Uehara tersenyum malu, tapi ia terus mencoba. Perlahan, rasa percaya dirinya tumbuh. Dia mulai menikmati prosesnya: mencuci bahan-bahan, mencicipi bumbu, hingga menata potongan sayuran di atas piring dengan cara yang estetis.
Ai Uehara Berbagi Kisah Belajar Memasak
Saat memasak, Haruki berbagi kisahnya. Dia menceritakan bagaimana dia belajar memasak dari ibunya di desa kecil, sebelum akhirnya meraih sukses di restoran berbintang Michelin. “Bagi saya, memasak bukan hanya soal makanan. Ini adalah cara mengekspresikan perasaan kepada orang-orang yang kita cintai.”
Kata-kata itu menggugah Ai. Dia teringat kenangan masa kecilnya, saat ibunya sering membuatkan sup miso hangat setiap pagi. Meski sederhana, makanan itu selalu memberinya rasa nyaman. Kini, Ai merasa ingin menghidupkan kembali momen-momen itu, untuk dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Setelah beberapa jam, hidangan sukiyaki mereka akhirnya siap. Haruki menata masakan itu di atas meja makan, sementara Ai memandanginya dengan bangga. “Aku tidak percaya aku bisa melakukannya,” kata Ai sambil terkekeh.
“Kamu melakukannya dengan sangat baik,” jawab Haruki. “Lihat saja hasilnya. Rasanya pasti luar biasa.”
Mereka duduk bersama dan mulai menikmati hidangan tersebut. Ai Uehara merasakan kehangatan dari sukiyaki yang ia buat sendiri, rasa yang kaya namun sederhana. Itu adalah momen berharga yang tidak pernah ia lupakan.
Saat malam berakhir, Ai mengucapkan terima kasih kepada Haruki. “Kamu tidak hanya mengajarkan saya memasak, tapi juga bagaimana menikmati prosesnya.”
Haruki tersenyum. “Memasak adalah tentang cinta, Ai-san. Saya yakin siapa pun yang mencicipi masakanmu akan merasakan cinta itu.”
Malam itu, Ai pulang dengan hati yang penuh semangat. Dia tidak hanya belajar memasak, tetapi juga menemukan cara baru untuk mengekspresikan dirinya.