Ketika Rasa Penasaran yang Tinggi Membuatku Ingin Berkenalan Dengannya

RGB1688 – Hampir setiap pagi aku melihatnya dari balkon apartemenku. Wanita itu, yang selalu berjalan dengan langkah anggun membuat rasa penasaran ku semakin tinggi untuk berkenalan. Dengan mengenakan pakaian sederhana tetapi tetap mencuri perhatian. Rambut hitam panjangnya tergerai, dan dia selalu membawa tas kecil di tangan kirinya. Aku tidak tahu namanya, tetapi kehadirannya menjadi hal yang kutunggu setiap hari.

Dia adalah misteri yang membekas di pikiranku. Aku sering bertanya-tanya, siapa dia? Apa pekerjaannya? Kenapa dia selalu tampak sendirian? Rasa penasaran itu semakin hari semakin besar, sampai akhirnya aku merasa harus melakukan sesuatu.

“Baca Juga: Melihat Gadis Cantik Saat Sedang Mengganti Pakaian dari Dalam Jendela Rumah”

Pagi itu, aku memutuskan untuk turun ke taman kecil di depan apartemen, tempat dia biasa lewat. Dengan tangan menggenggam secangkir kopi, aku pura-pura membaca buku di bangku taman, berharap bisa bertemu dengannya. Tidak butuh waktu lama, dia muncul, seperti biasanya, dengan senyum tipis yang entah mengapa selalu membuatku ingin tahu lebih dalam tentangnya.

Aku mencoba mengumpulkan keberanian. Saat dia semakin dekat, aku berdiri dan pura-pura menjatuhkan buku yang kupegang, berharap itu akan menjadi alasan untuk memulai percakapan. Buku itu jatuh tepat di depannya, membuatnya berhenti.

“Oh, maaf!” katanya sambil membungkuk untuk membantu mengambil buku itu.

“Ah, terima kasih,” jawabku dengan gugup, meski hatiku berdebar kencang. “Kamu sering lewat sini, ya? Aku sering melihatmu dari balkon apartemen.”

Dia tersenyum kecil, tampak sedikit terkejut tapi tidak terganggu. “Iya, saya tinggal di blok sebelah. Kamu penghuni di sini?”

Aku mengangguk, merasa lega karena dia tidak keberatan dengan pendekatan dadakanku. “Aku Tio, tinggal di lantai tiga. Kamu?”

“Aku Hana. Baru pindah beberapa bulan lalu. Senang berkenalan denganmu, Tio,” katanya, suaranya lembut tapi penuh kehangatan.

Rasa Penaran Hilang Setelah Percakapan Sederhana

Percakapan sederhana itu menjadi awal dari sesuatu yang tidak pernah kuduga. Kami mulai berbicara lebih sering, dari pertemuan di taman hingga obrolan singkat di lobi apartemen. Aku mengetahui bahwa dia bekerja sebagai desainer grafis lepas, dan dia pindah ke kota ini untuk mencari ketenangan setelah hidup yang penuh tekanan di tempat asalnya.

Hari demi hari, rasa penasaranku berganti menjadi kekaguman. Hana adalah sosok yang tenang, penuh perhatian, dan memiliki tawa yang menenangkan. Aku merasa nyaman bersamanya, dan aku tahu, dari awal, rasa penasaran itu bukan sekadar keinginan untuk tahu siapa dia, tetapi juga keinginan untuk menjadi bagian dari dunianya.

Malam itu, di bawah langit yang cerah, aku memberanikan diri untuk mengundangnya makan malam. “Hana, bagaimana kalau kita makan bersama? Aku tahu tempat yang enak di dekat sini.”

Dia tersenyum, kali ini lebih lebar dari biasanya. “Dengan senang hati, Tio.”

Dan dengan itu, aku tahu rasa penasaranku telah menemukan jawabannya. Lebih dari sekadar kenalan, Hana menjadi seseorang yang mengisi hari-hariku dengan makna baru.

You cannot copy content of this page

Scroll to Top